Sinergi Damayanti
Sinergi
Damayanti
Dalam ruang lingkup
yang redup, aku memanjatkan do’a agar kau terus sehat dan juga bahagia.
Seseorang yang membuatku jatuh cinta sejak lama. Hatiku ternaungi oleh
bingung yang terus menghampiri, cinta yang makin hari makin menjadi jadi. Aku
tak berani untuk mengungkapkan sebab kita bertengger dalam hubungan pertemanan.
Bukan tak mungkin jika hubungan pertemanan tak menimbulkan perasaan. Hanya saja
sejak dulu aku selalu takut akan pertemanan kita yang sudah terjalin lama. Aku
memendamnya sedari kau belum berkekasih hingga bergonta-ganti kekasih. Beberapa
hati juga sudah aku sambangi, namun hanya sakit yang menghampiri.
Sosokmu yang mempesona dan berhias tawa selalu berhasil membuatku terperana saat
berkumpul bersama. Namun sayang aku menyimpan perasaan diam diam. Mungkin kau
tak perlu tau betapa dalamnya perasaanku, sebab hatimu masih bermuara pada
kekasihmu. Aku selalu heran pada matahari yang masih bisa bersinar dikala
hujan, bukankah hadirnya sudah tertutup awan? Begitupun aku, tetap mencintaimu
walau aku tau dihatimu hanya ada kekasihmu. Biarlah hati ini bermuara pada
tanya seluas samudera, aku akan terus menyimpannya.
“Sebab mencintai
tak melulu tentang memiliki, Aku masih senang merasakan patah hati”
Aku selalu
senang jika kau datang meminta bantuan, karena pastinya aku akan menatap senyum
yang mempesona. Aku tau kau sosok yang mudah saja merasa tak enak jika
menyusahkan orang lain dan hal itu menjadi poin atas alasanku mencintaimu. Aku
juga senang saat kau tertawa riang, karena tertawamu adalah bulan yang hadir
digelapnya malam. Ahhhh... satu lagi, kau adalah sosok yang aku rubah menjadi
semoga di tiap malam. Namamu menyelinap lewat do’a yang aku lambungkan bersama
semua harapan.
Aku tak tau alasan mencintaimu dari dulu, yang aku tau cinta datang dengan sendirinya.
Mungkin karena kita sering berbagi tawa atau bahkan melakukan perdebatan
berujung saling bermarahan. Ya.. aku selalu rindu akan hal itu, sederhana namun
mempunyai banyak makna. Bagaimana tidak? Apa lagi hal yang bisa aku lakukan
sebagai sosok pendamba tanpa kediaman.
“Kaulah sosok
berwujud semoga yang aku lambungkan bersama semua harapan. Menjadi satu,
terwujud atau terabaikan”
Aku paham kekasihmu
adalah pulang. Aku selalu mencoba baik-baik saja melihat kau bahagia. Beralasan
dengan kalimat “Aku juga bahagia lihat kamu bahagia”. Itu adalah kebohongan
yang terus menerus aku lakukan. Tapi tenanglah, selagi aku masih bisa berhayal
menjadi kekasihmu semua akan baik-baik saja. Membiarkan rindu tumbuh di sudut jalan,
hancur tersapu angin atau tertimpa hujan. Aku selalu begitu dalam hal
mencintai. Menyimpan rasa dengan menutup pintu bahagia dan hanya mengizinkan
kecewa yang mendobraknya. Aku terbiasa kecewa hingga bahagia menjadi hal asing
untuk aku rasa.
Aku salut akan kepekaanmu terhadap perasaanku, kau tau hatiku sedang tidak baik-baik saja
malam itu. Kau juga bertanya siapa sosok yang selama ini mencabik hati kecilku.
Kala itu, kau hanya berprasangka bahwa sosok yang aku maksud adalah yang aku
ceritakan sebelum tulisan ini aku ciptakan. Namun, pertanyaanmu sangat
spesifik. Aku terjebak bagai jebakan yang menjerat sangat erat. Aku tak lagi
bisa berbohong tentang siapa sosok yang aku cinta setelah aku mengakhiri cinta
yang sebelumnya aku tulis. Kau heran, kaget bahkan lunglai saat mengetahui
bahwa kaulah yang aku damba selama ini. Terus menerus menggali tentang apa yang
membuat aku mencintaimu selama ini. Aku suka menulis tentangmu di aplikasi
Twitter agar kau tak mengetahuinya. Namun setelahnya kau membaca semuanya. Kau
menangis bukan? Bagaimana bisa terjadi sosok yang selama ini berbagi cerita
dalam balut tawa menjadi sosok yang mendamba diam diam. Aku minta maaf atas
kejujuranku malam itu. Sungguh, aku juga tak ingin pertemanan kita berujung
kekecewaan. Biarlah ini semua berjalan seperti biasa, menganggap semuanya
baik-baik saja. Disitulah aku, ingin berhenti mencintaimu.
“Cinta yang
dibangun sekuat apapun akan hancur jika tiangnya hanya berdiri sendiri tanpa
saling menopang didalamnya”
Sekarang,
aku mencoba merelakanmu bersama kekasihmu. Mencoba ikhlas walau air mata
mengucur deras. Tolong sampaikan pesan untuk kekasihmu agar dia terus menjaga
senyum mempesona yang ada, menjaga sosok yang selama ini namanya aku lambungkan
dalam setiap do’a. Biarkan aku kembali pada patah hati yang selama ini aku
arungi. Nantinya aku akan berlabuh jika hati sudah benar-benar rapuh, menambal
kekecewaan atau hanyut bersama kenyataan. Aku akan tetap mencintaimu sampai aku
merasa lelah untuk bertahan. Sebab kekasihmu adalah sekat paling lekat yang
membuat hatiku menunggu hingga berkarat. Aku akan tetap menjadi sosok yang
mengagumimu dari kejauhan, mendo’akanmu di tiap malam serta memimpikanmu kala
mata terpejam. Untukmu, sehat-sehatlah selalu, makan teratur dan tersenyumlah
atas kehidupanmu yang kini luar biasa.
Di malam hari
berhias sepi sembari merayakan patah hati.
Berbahagialah,
Damayanti.
Notes:
Sinergi : si-ner-gi / sinergi / Suatu Kegiatan atau operasi gabungan
Damayanti : Sosok “kau” dalam tulisan ini
Inti dari tulisan ini adalah tentangku yang mencintai sosoknya karena
terlalu sering betukar canda tawa. Hingga akhirnya cinta muncul dengan
sendirinya, namun nyatanya dia hanya mencintai kekasihnya.
Jika kau benar benar mencintainya, raihlah sampai benar benar dia tak bisa di raih olehmu
BalasHapusSemesta akan berkonspirasi dalam waktu dekat, usahamu tak akan sia sia, dan doamu bagaikan peluk ibu terhadap anak penuh cinta dan harap
BalasHapus