SKENARIO

 

Dari sekian bulan lamanya, aku meninggalkan laman yang sejatinya menjadi satu-satunya tempat mencurahkan setiap bait kehidupan. Mungkin kalian yang menyukai beberapa isi dari tulisanku suntuk dan mulai meninggalkan laman ini.

Kini aku kembali, mengayunkan jemari yang alurnya mengikuti hati. Aku masih sama, pujangga yang berkali-kali patah hati. Bedanya, kini aku sudah dipersembahkan seseorang yang sebenarnya aku butuhkan. Aku berfikir ini adalah langkah yang sudah ditentukan Tuhan untuk aku kembali mengenyam kebahagiaan.

Namun Tuhan teramat baik jika terus-menerus menyajikan kebahagiaan. Hingga tepat 3 bulan yang lalu aku difonis mengidap salah satu penyakit yang cukup langka. Langkah kaki sudah tak lagi normal, jerit tangis aku lontarkan ditiap-tiap sakit yang aku rasakan dan mata seringkali sulit dipejamkan.

Pada cermin aku menatap wajahku sendiri, kemudian berbicara tentang maksud Tuhan yang memberikan semua ini. Seringkali aku mendengar suara duka cita yang di umumkan, aku berfikir bahwa selanjutnya adalah namaku. Sadar banyak hal yang belum pernah terwujud aku mengamparkan semangat lebar-lebar.

Untuk kalian yang mungkin membaca ini. Aku, sebagai penulis di laman ini meminta satu do’a untuk kesembuhanku agar laman ini masih setia merangkulmu dalam hangat melalui beberapa kalimat. Terimakasih, aku do’akan semoga kalian tetap sehat dan tersenyum. Sebab sedihpun perlu dijeda, ambil kembali semangatmu lalu sajikan senyum terbaik untuk menyambut kebaikan dihidupmu.

Izinkan aku melanjutkan kembali ceritaku. Mungkin tulisan ini tak se-menarik yang lain, namun percayalah ada harap-harap kesembuhan dariku untuk bisa kembali menemanimu lewat tulisanku.

Beberapa rumah sakit sudah aku sambangi, namun semua menyarankan bahwa kondisiku sudah gawat dan harus dilarikan ke pusat. Namun setelah sampai di pusat beberapa test dan pemeriksaan harus aku lalui. Hingga aku harus menunggu beberapa bulan ke depan untuk bisa ditangani. Lantas bagaimana aku sanggup bertahan dengan kesakitan, sedangkan sakit ini perlahan menggrogoti beberapa organ.

Terkadang aku ingin sekali mengucap kalimat perpisahan, sungguh sakit ini membuat aku tak mampu menikmati kebahagiaan. Syukurnya aku selalu dikuatkan dengan sosok yang baiknya menyerupai bidadari. Mungkin ini adalah cara tuhan untuk menguatkan. Entah apapun itu aku yakin semua ini adalah rencana yang sudah disiapkan.

Singkat saja cerita dariku. Pesanku untuk para pembaca laman ini, tetaplah hidup sehat, makan teratur lalu bersyukur. Percayalah masing-masing dari hidup kita mempunyai makna. Sulit atau senang baiknya kita tetap semangat untuk bertahan. Percayalah kesulitan akan datang dan baiknya kita segera menyiapkan. Entah itu akibat kita melangkah bersama dosa atau hanya ujian dari yang maha kuasa.

 

“Karena pada dasarnya, inti dari kehidupan adalah mengikuti alur yang diberikan tuhan”

-Arisnur

Komentar

Postingan Populer