Tulisan Tak Bernyawa
Selamat malam,
pagi, siang atau sore. Kapanpun kalian membaca tulisan ini, semoga selalu ada
bahagia yang mengiringi. Aku sedang bahagia namun berbalut kecewa, kenapa? Sebab
yang dicinta lebih memilih kekasihnya. Hmmm.... sebentar, bukankah itu hak dia?
Mengapa harus kecewa? Bukankah aku akan bahagia melihat dia bahagia? Sayang
sekali, itu hanyalah omong kosong penangkis segala raut kesedihan. Namun benar,
mencintai seseorang tak harus memilikinya. Salah satu cara yang terbaik dari
mencintai adalah mengikhlaskan walau air mata tak akan bisa ditahan. Yaa.....
sudahlah, memangnya aku siapa mengatur segala kehendak hatinya.
Cinta itu tak bisa
dijabarkan. Kadang ia bisa menimbulkan tawa terkadang juga menimbulkan
kesedihan. Mungkin dari kalian yang membaca ini pernah merasakan hal yang sama
bukan? Yasudah, mari sama-sama kita rayakan. Barangkali tulisanku ini bisa
mewakilkan.
Jika kita
mencintai seseorang apakah itu sebuah kesalahan? Menurutku bukan, itu kan
perasaan yang tak bisa diperkirakan. Namun, beberapa hati selalu bimbang saat
jatuh cinta; Memendamnya atau mengungkapannya. Yaaaa.. apa yaa.. masing-masing
dari kita memang berbeda. Mungkin dari kalian ada yang mengungkapkan ada pula
yang dipendam. Keduanya tak ada yang salah, diantara keduanya memiliki persamaan yaitu siap-siap untuk kecewa jika tak sesuai keinginan. Setelah merasakan
kekecewaan biasanya seseorang akan merasa trauma. Itulah pentingnya kita
berhati-dalam menaruh perasaan. Sepertinya aku terlalu sibuk membahas tentang
jatuh cinta, hingga lupa bahwa sembari menulis ini aku sedang merasa bahagia.
Bertahun-tahun
sendirian dan memendam perasaan, kini akhirnya aku kembali merasakan dicintai
seseorang. Sepertinya dia bukan seseorang, namun dua orang yang saling mengikat
sayang. IYA... Aku dicintai kekasih orang. Bagaimana bisa? Gatau tuh dia.
Memang aku mencintai dia itu dari dulu sebelum dia gonta ganti pasangan. Ya
kembali ke awal tadi, aku adalah tipe orang yang suka memendam perasaan.
Bertahun-tahun berjalannya waktu, aku sempat menyambangi beberapa hati namun
selalu saja kekecewaan yang diberi. Hingga akhirnya kini, aku memilih kembali
pada hati yang tak pernah menyakiti, ya hatinya itu.
Singkat saja ya,
agar kalian tidak bosan membacanya. Waktu pun membongkarnya. Semua pertanyaan
darinya membuatku mengaku pada siapa hati ini jatuh cinta. Degub jantung
menyatu detik. Dia itu sahabatku, yang aku takuti setelah ini kita akan merasa
canggung untuk saling tegur sapa. Tapi.... justru sebaliknya. Dia jatuh cinta
atas semua yang aku tulis selama perjalananku mencintainya dalam do’a. Awalnya
aku merasa tak enak dengan kekasihnya, namun apa boleh buat? Kesmpatan ini
jangan sampai terlewat. Tiap kita temu selalu menghadirkan denyut rindu, tawa
mesra, cubitan dengan rasa cinta. Ahhhhh.... romantisnyaaaa. HAHAHAHAHAHA. Maaf
aku terlalu berlebihan menilai hal-hal itu. Sederhana memang, namun segalanya
terasa istimewa.
Aku paham dia
berkekasih, jadi wajar saja jika SEKARANG dia lebih memilih bersama kekasihnya.
Aku ya disini saja, baik-baik saja (tapi boong). Ya.. Bagaimana rasanya setelah
diterbangkan bersama canda tawa namun dihempaskan oleh kenyataan? Pengen
meninggal pasti rasanya HAHAHA. Tapi ya buat apa aku bersedih, begini saja
cukup; Kau bersamanya saling berbahagia dan aku sendiri bersama do’a.
Sebentar.... aku ini mencintainya bukan sekedar ingin memilikinya namun juga ingin
MENIKAHINYA! Selama janur kuning belum melengkung, lisan masih bisa meminta
pada tuhan yang mengatur segala rencana dan orang tuaku yang sudah mendukung.
WAWW.. pasti dia kaget membaca ini. Orang tuaku setuju aku ingin menikahimu,
satu pertanyannya “Apa dia mau menerimamu?” kok begitu ya orang tuaku, nanyanya
begitu dramatis dan harus dijawab realistis. Ya aku jawab saja “Semoga”. Namun
semuanya kembali pada tuhan yang mengatur siapa jodohku kelak.
Untuknya yang
sering namanya aku sebut dalam do’a :
1. Jangan lekas pergi, sebab aku tau hatiku masih ingin kamu
sambangi.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. EHH SALAH. Malah jadi
kaya Pancasila. Pancasila itu dasar negara kita, kalo kamu itu dasar dari
segala bahagia. ANJAY......
3. Jika kekasihmu mengizinkan bersamaku, kembalilah. Aku
masih disini.
4. Jika kamu ingin pergi dari cinta ini, silahkan. Biar
hatiku mati ditikam kenyataan.
5. Penutup. Assalamu’alaikum
Sebentar, kok
kalian mau sih baca tulisan ini sampe bawah sini? Padahal ga seru loh. Mana
ceritanya bikin aku sedih lagi. Tapi terimakasih ya udah baca tulisanku sejauh
ini. I LOVE YOU ALL.
Oiya, kalo kalian
bertanya kenapa tulisanku ga kaya biasanya. Ya karena tulisan ini judulnya “TAK
BERNYAWA” kalian ga bisa screenshoot quotes dariku di tulisan ini karena emang
ga ada. Yang ada disini cuma aku yang sedang kecewa dan cintaku yang TAK
BERNYAWA.
Diantarkan
gemerlap lampu kota.
Selamat
tidur wahai kamu yang aku cinta.
Tetap semangat mase
BalasHapusTerimakasih kak
Hapusterlalu baku tulisnya, bagus ceritanya🙂
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung dan membaca
HapusHolaa
BalasHapus