Lembar Baru, Berkisah Sama


     Terimaksih waktu, untuk berjalan menemani langkah dari hati yang hilang arah. Hari berganti, Matahari terbit dari sunyinya malam tanpa gemerlap bintang. Perlahan hari membunuh perasaanku padanya yang tak terbalaskan.

“Terimakasih pernah menjadi harap yang besar di masa lalu”

     Ditemani kesibukan, aku melangkah mencari sosok perempuan untuk menjadi kisah cinta yang nyata, bersama merangkul bahagia di atas roda penuh cinta.
     Aku menemukannya. Itu kamu
     Sosok wanita cantik yang sesekali hadir di acara mingguan. Tak tau nama, mecoba bertanya pada anak kecil yang tadi duduk disampingmu. Ternyata kamu cukup terkenal, dikeluargamu. Haha...

     Pada gejolak sosial medai, tepatnya Twitter. Di iringi hati yang masih enggan mencari pengganti dengan jari gatal yang kemudian tersentuh kata “Mengikuti”. Dengan harap kamu juga mengikuti, aku bercerita pada temanku yang juga mengenalmu.

     Sebelum Matahari berpijar, bar notifikasi sudah membuat mataku bersinar. Mengetahui sudah balik diikuti. Aku langsung meminta maaf sebab temanku berbohong tentang aku yang ingin diikuti olehmu. Namun sudah terjadi, apa boleh buat. Tekat sudah bulat, keputusan sudah ku buat kemudian kamu membalas pesan singkat.
“Sekedar notifikasi, namun membuatku senyum-senyum sendiri”
     Di iringi jarum jam yang berputar, waktu kian membuatku sadar; Inilah saatnya melangkah dan berpindah. Beberapa pesan tak terbalaskan, menurutku itu wajar karena masih masa perkenalan. Setiap tweet-mu muncul aku hanya memberi simbol suka dengan lambang cinta, tak berani berkomentar apa-apa, malu rasanya. Setiap kali kamu mengunggah foto, hasrat untuk menyimpan fotomu selalu muncul. Aku minta maaf soal ini.

     Sekian lama tak memulai percakapan dengan wanita, aku lupa caranya membuat seseorang jatuh cinta. Kembali dengan cara lama, aku membuat wanita jatuh cinta dengan hanya membuat tertawa. Dengan penuh keyakinan, beralih ke DM di Instagram dengan berdalih mengajak kegiatan di Bulan Ramadhan, kemudian berlanjut ke sebuah candaan yang ternyata kamu bukan seseorang yang menyukai humor sampahku, jokes tidak berguna, kemudian hanya berakhir “dibaca”

     Disitulah aku, kembali merasa hancur padahal pesan yang ku kirim tak ada niat untuk membuatmu merasa bosan, jenuh, kesal sehingga kamu mengirim sebuah kata yang menggambarkan bahwa apa yang aku lakukan tidak kamu suka.
     Disitulah aku, merasa tak pantas untukmu yang berparas layaknya bidadari surga. Hatinya baik layaknya malaikat yang sudah pasti setiap hati akan terpikat. Aku sadar pria sepertiku tak layak untuk wanita pemilik senyum penuh candu sepertimu.
     Disitulah aku, berhenti mengejar. Mengakhiri sebuah kisah yang belum mempunyai awal mula bahagia namun sudah berakhir kecewa, hancur, trauma sama seperti kisah sebelumnya, dan cukup..
     Malam terlalu gelap untuk hatiku yang tak kunjung menemui titik terang. Pagi terlalu dingin untuk hatiku yang butuh kehangatan. Siang terlalu terik untuk jiwaku yang tercabik. Sore hanya membawa senja untuk untuk memanjakan mata sementara.
     Dan disitulah aku... Menenangkan diri, menulis cerita tentang hati yang kian lama menyendiri.



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer