Kisah Pencinta tanpa alasan, Pendamba tanpa balasan


Awal Mula
     Aku mencintaimu sejak mengenalmu, mungkin akan seterusnya begitu. Sejak sahabat kecilku memberi tahu tentangmu, aku sangat kagum. Kita memang tidak pernah bertemu, namun sifat baikmu yang membuat aku merasa tersipu. Aku hanya tau namamu, mencoba mencari informasi tentang dirimu melalui instagram, yaaa.. benar saja, aku menemukanmu. Namun aku lupa, kenapa aku tidak meminta nomormu kepada sahabat kecilku saja.
     Baiklah... abaikan saja kebodohanku. Aku baru saja memulai berkomunikasi dengan dirimu, namun pada kenyataannya tadi siang kau baru saja berpacaran dengan seseorang, aku tau dari akun Instagram milikmu dan itu membuatku pilu. Tidak mengapa, setidaknya kau hanya berpacaran dan belum melalui jenjang pernikahan. Aku berfikir, biasanya berpacaran saat masih kelas 1 SMA itu tidak akan lama. Namun, kau dengannya terlihat begitu bahagia. Sembari melewati waktu dengan kesendirian, aku mengisinya dengan kehampaan. Aku terlihat begitu bodoh, padahal masih banyak wanita lain yang belum memiliki pasangan.
     
     Hahahahaha.... bagaimana mungkin aku berpindah, jika hanya pada dirinya aku bisa singgah?

     Aku melewati akhir semester genap pada kelas 1 SMK dengan terus bermimpi agar kau dapat berbahagia denganku, yaa... aku bermimpi namun aku tidak tidur. Isi namamu terus saja mengalir pada do'a setiap sholatku, walaupun aku tau satu huruf yang keluar dari mulutku pun tak pernah kau dengar. Tak mengapa, setidaknya aku mencoba mendapatkanmu dengan tidak merusak hubunganmu.
   
      Terlalu asik menulis tentangnya. Aku lupa mengenalkan diri. Perkenalkan, namaku Aris Nur Iman. Aku merantau bersama orang tuaku ke Depok. Aku bersekolah di SMK Budi Utomo Depok Timur, sekarang masih kelas XII-STM. Anak STM?? Pikir saja..... anak STM kenapa menulis tentang cinta? kenapa tidak tentang Otomotif saja? Aneh memang, aku lebih menyukai sajak dan aku meng-idolakan WIRA NAGARA yang pandai menulis kata dan nantinya pada tulisanku ini aku banyak menggunakan sajak dari beliau. Tongkrongin terus blog saya yaa.... Terimakasih








"Ini aku, seorang pendamba tanpa balasan. Lihat saja, aku memandanginya yang sedang bahagia dengan kekasihnya. ohh tidak, beruntung aku tidak satu sekolah dengannya"






Aku, Kau dan Dia
     Waktu terus mengalir, namun dalam diriku hanya ada namamu yang terukir. Saat itu aku sudah kelas 2 SMK, aku senang karena kamu telah follback akun instagram. Pada masa kelas 1 SMK aku berkomunikasi denganmu hanya sebatas saling memperkenalkan diri, setelah itu kau tak lagi memakai akun yang kau gunakan untuk berkomunikasi denganku. Aku hanya tau kabar darimu lewat Insta Story yang kau buat, aku membalas Insta Story yang kau buat dengan berdalih menyakan sahabat kecilku. Hahahaha.. benar saja, kau membalasnya. Singkat memang, namun bagiku itu menyenangkan.
     Di awal kelas 2 SMK, aku menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL). Selama 3 bulan di bengkel Wijaya Motor Margonda, Depok aku sudah lupa akan keberadaanmu, hubunganmu bersama dia dan bagaimana kabar dirimu. Karena pada saat itu yang aku lakukan setelah pulang dari bengkel langsung istirahat. Selesai sudah masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan. Kembali aktif dalam berkumpul dengan teman-teman rumah. Teman rumah adalah segalanya bagiku, karena sedari kecil kita layaknya saudara ataupun keluarga. Di hari setelah aku selesai Praktek Kerja Lapangan (PKL) sahabatku yang berteman dengan dirimu (gadis yang ku sukai) menunjukan foto kekasih dari gadis yang kusukai itu. Terlihat tampan memang, sahabatku menceritakan tentangnya. sungguh saat itu aku berfikir mustahil untuk mendapatkanmu. "Hahaha..Gila lu ris, jelas jauh lebih dia daripada lo" ungkap Ridho (Sahabatku). Aku pun mencoba mengalihkan pembicaraan dengan cara yang aku bisa. Sungguh... aku lebih baik kembali ke bengkel dari pada disini hanya untuk menyakiti diriku sendiri. Terkadang sahabatku bilang "Udah lah ris, dia udah punya pacar. kaya ga ada cewe lain aja" Dian selalu memberitahuku untuk tidak terlalu berharap padamu. Namun, hatiku terus saja meneriakkan namamu.




   *  Maaf aku lupa memperkenalkan orang-orang yang ada di kisahku (sahabat khususnya)
1. Dian Nurmayanti (Dia yang memperkenalkannya padaku) 
2. Ali Ridho (Sahabat yang ceplas ceplos jika bicara)
3. Dewi Nur Hasyifa (Si Cerewet yang tidak jauh beda dengan Ridho)
4. Chandra Ardiansyah (Sahabat yang seru, selalu memberi masukan walau tidak jelas)
      banyak sebenarnya. Namun yang aku tulis hanya yang berpengaruh besar pada kisah ini.





Pertemuan 1
     Mimpiku masih saja tentangmu. Namun, ketiadaanku di hatimu membuatnya pilu. Hari itu sahabatku Dian berulang tahun. Kau bersama teman sekolah dan juga kekasihmu datang memberi kejutan kepada sahabatku itu. Aku tak tahu kau berada dirumah Dian. Tepat sekali sore hari aku mengembalikan Hadroh (Alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi mengaji).

     *Aku bergabung dalam grup hadroh Syababul Mu'minin yang dikepalai oleh Abang Suraji yang bersaudara dengan Dian dan juga satu rumah dengan Dian.

     Saat memasuki teras rumah Dian, aku malu. Malu karena disana ramai, untungnya Bang Suraji langsung keluar rumah. Aku kaget karena dia langsung berkata "Ehh ris.. nih liat nih Dia (kamu) cantik banget kan. Kalo kaya gini gua juga demen kali" Kata Bang Suraji yang sebelumnya bertugas menjadi photographer dalam acara ulang tahun Dian. Aku tersenyum, kagum dan merasa bangga karena gadis yang kucintai begitu menarik perhatian dari seorang yang pertama kali melihatnya. Aku memberikan alat Hadroh ke Bang Suraji, aku duduk dibalik gerai bambu diteras dan sedikit mengobrol dengan Bang Suraji. Dengan rasa penasaran aku sedikit berbisik "Bang, dia dimana?" tanyaku. "Itu dia dibelakang lu ris" Menunjuk ke belakangku yang jelas itu adalah gerai bambu. Bang Suraji masuk menaruh alat yang ke kembalikan tadi. Sungguh, aku ingin kedalam, melihat senyumanmu. Namun, apa daya saat salah satu dari mereka berkata "Ahh.. kalian berdua pacaran terus". Bang Suraji kembali ke depan dan memberi tahu, pada saat itu; Kau dibelakangku, dibalik gerai bambu. Ya... Bersama dia kekasihmu. Sore itu aku sangat mengharap kau keluar dan
mengajakku berjabat tangan. Ahh.. sayang sekali hari sudah gelap, aku bergegas pulang ke rumah karena aku belum mandi.
     Kesalahanku, menjadikanmu alasan atas segala rindu






 Ikuti terus kisahku. Maaf, aku belum memberitahu siapa namanya, yang jelas dia cantik. Aku takut kau juga ikut mencintainya. Hehehehe......






Pertemuan 2
     Awal semester genap pada kelas 2 SMK  adalah awal dari rumitnya membuat laporan Prakerin bagiku. Ditambah lagi aku yang selalu merindukanmu, ingin menanyakan kabar tapi bagaimana caranya? Bertanya pada Dian? Ahh.... Kasihan dia sudah terlalu banyak menyampaikan salam dariku untukmu.
     Berhenti sejenak mengerjakan laporan, aku sempatkan bermain bersama Ridho. Namun sebelum bermain aku disuruh oleh ibu mengisi air galon terlebih dahulu. Saat dalam perjalanan naik motor, aku melihat 3 gadis memakai Almamater dari kejauhan. Aku mencoba menebak mereka adalah rekan SMP dulu. Namun semakin dekat wajahnya seperti ku kenal "Heii......" Teriaknya sambil menunjukan jari kearah ku. Entah kenapa aku langsung tersenyum bahagia saat aku tahu itu adalah pertama kali bagiku melihat senyumanmu. Saat mengisi air galon aku meminta abang galon agar cepat-cepat mengisinya. Setelah itu, aku mencoba mengejarmu, namun sudah tiada. Hanya bayangmu yang masih ada. Sampainya dirumah "Lee. Geblek le, gua liat dia sama Dian pulang PKL" Seruku kepada Ridho (Bule). Ahh hari ini aku bahagia, ternyata kau juga mengenali wajahku.
     Matamu adalah tanda titik dimana aku rela berhenti untuk selamanya...





Sosial Media
     Setelah bertemu denganmu aku tak canggung lagi untuk menghubungimu Via Facebook dan Instagram. Mengawali dengan mengirim pesan lewat Facebook "Hey.... Kenapa tadi pas ketemu seperti kaget??" Tanyaku. Beberapa hari kemudian kau membalasnya, aku selalu mengecek apakah pesan yang ku kirim sudah terbaca olehmu. "Kaget ris. Kaget hehehe" balasmu. Ahh.. singkat sekali, namun aku senang. Setelah itu kau tak lagi membalas pesan dariku.
     Kemudian aku melihat Insta Story yang kau buat dengan kata kata berbahasa Inggris, aku pura pura bodoh dengan menanyakan artinya agar bisa berkomunikasi denganmu. "Artinya apa ini" tanyaku basa basi. Kau langsung membalasnya "Sedih artinya". Terus berlanjut dengan menanyakan kenapa pada saat itu kamu bersedih. Dan... Seperti biasanya, kau tak membalas pesanku lagi.
     Maaf aku berbohong kepadamu, sebenarnya aku mengerti bahasa Inggris. Bahkan, aku murid kesayangan guru bahasa Inggris. Karena dengan cara berpura-pura bodoh itu dapat membuat dirimu tertawa.
      Selamat malam wahai jari jemari yang tak henti-hentinya buka tutup aplikasi pesan menanti jawaban sebagai mentari yang terbit dari sunyinya mengharap tanpa balasan







Berjuang sendirian
     Lanjut cerita...
Setelah aku berkomunikasi denganmu kewat Instagram aku meminta id LINE. Ya karena jika terus menerus melalui Instagram akan boros kuota nantinya (alasanku agar dapat id LINE dirimu).
     Percayalah aku sangat senang pada hari itu bisa berkomunikasi denganmu. Walaupun pada akhirnya aku tau pesan dariku tak kau balas. Aku berfikir mungkin karena pesan dariku sudah tak lagi menarik atau membosankan. Ya begitulah perjuangan, ada kalanya berhasil dan ada kalanya juga aku harus gagal.
      Mudah sekali aku merindukanmu, padahal hanya sebuah chat yang aku rindukan. Tak berarti memang, tapi menurutku itu sangat berharga. Aku sadar kamu tak pernah sedikitpun merindukan diriku. Kau sedang bahagia bersamanya, aku siapa? Aku hanya seorang pendamba tanpa balasan.
      Hari terus berganti. Sesekali aku mengirim pesan kepadamu, namun seperti biasanya. Kau hanya MEMBACANYA bukan membalasnya. Ahh... Aku frustasi, apa aku harus pergi? Jika pergi apa artinya perjuangaanku selama ini? Mungkin menunggu adalah cara yang tepat. Baiklah....
     Kau tak bergeming, caraku mendambamu terlampau bising







PUTUS
     Bagimu duka, namun aku bahagia. Hampir satu tahun menunggu. Saat Dian berkata padaku "Ris, dia putus noh. Deketin aja  terus" menurutku itu kabar gembira. Maaf aku jahat, maaf juga aku bahagia saat kau sedang berduka.
     Tak berfikir panjang, aku langsung menghubungimu. Berdalih menanyakan kabar hubunganmu, hingga akhirnya curhat dan terbawa suasana. Aku berfikir aku adalah seseorang yang pandai membuat orang lain tertawa. Ya... Buktinya kau terlihat baik-baik saja sehabis putus.
      Hal yang aku lakukan adalah terus berusaha menjaga agar kita tak berhenti untuk saling tertawa dibalik layar handphone. Terima kasih semesta atas semuanya.... Aku bahagia...
     Salam hangat untuk dirimu yang selalu membuatku merasa senang, walau hanya sesaat.
Teruslah membaca sampai akhir cerita. Terimakasih, salam dariku seorang pencinta tanpa alasan...







PUPUS
     Semurung mendung sederas hujan, mimpiku memuai hebat pada ketiadaan. Aku heran kenapa sikapmu akhir ini berbeda, sifatmu yang membuat semesta menerka-nerka. Yang terus memunculkan tanda tanya tentang Kenapa? Pada sifatmu yang kini telah jauh berbeda...
     Kutanya kan kepada Dian adakah yang salah dari caraku mendekati mu? "Dia udah balikan lagi ris" jawab Dian. Ahh..... Pupus sudah harapanku untuk bahagia bersamamu.
    
     "Kau tak bergeming dengan caraku mendambamu terlampau bising"
     Tenanglah, kau bahagia saja. Terluka itu bagian ku. Terimakasih atas segala rasa, di hari itu pun aku turut bahagia, mencoba ikhlas walau air mata mengucur deras.
Kesalahanku adalah aku tak pernah merasa bahwa untukku kau tak pernah punya cinta..






Sendiri
     Lepas genggaman cinta terbunuh perlahan. Aku selalu heran kepada orang yang suka menambahkan gula ke secangkir kopi, sebegitu hinakah rasa pahit? Bukankah hal terbaik dari kehidupan adalah menikmati kesedihan? Ah mereka tak biasa menikmati lara. Atau mungkin, mereka perlu bertemu senyumanmu agar tau arti manis sesungguhnya (Wira)
     Mimpiku masih saja tentangmu, namun ketiadaanku di hatimu membuatnya pilu. Menjalani hari tanpa ada lagi pesan darimu, mencoba berpaling dari kesepian, mencari keramaian dengan hati yang sudah tak lagi bisa menerima kenyataan. Tingkat sepi paling mengerikan adalah sepi dalam keramaian, yaa.. aku merasakan itu.
     Memasuki bulan puasa, aku mencoba untuk tidak lagi memikirkan mu. Sibuk dengan beribadah, mencari berkah dengan akhiran hamdalah. Sampai hari raya tiba...............








Mudik
     Mendekati hari raya. Sibuk sendiri dengan mempersiapkan segala keperluan untuk mudik ke kampung halaman. Sesampainya disana, aku merasa tenang. Suasana yang nyaman, angin berhembus membawa dedaunan terbang bersama kekecewaan.
     Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar wa lillahilham..... Gema takbir bergemuruh di seluruh masjid. Berkeliling melihat bagaimana suasana ramai di kota Purwodadi Jawa tengah. Bahagia, tenang, haru tanpa harus memikirkan dirimu.
     Esoknya, seusai sholat idul Fitri dan saling bermaafan aku langsung saja meminta maaf padamu melalui aplikasi pesan. Sebetulnya aku memang rindu denganmu, hahaha.... sejenak melupakan tentang masa lalu tentang diriku yang menyerah untuk mendapatkan hatimu, aku malah ingin lagi memperjuangkan hatimu. Walaupun masih milik orang lain setidaknya aku bisa menunggu.
      Beberapa hari di kota Purwodadi, aku beralih ke kota masa kecilku, Boyolali. Disana aku merasakan ada hal yang berbeda, dimana dahulu aku bahagia disini tanpa mengenal apa itu cinta.
     Merindukanmu kembali, aku mencoba menghubungimu kembali. Seperti sudah dekat, aku mencoba membuatmu tertawa melalui layar HP. Asyik memang rasanya bercanda tawa dengan orang yang aku suka.
     Setelah dari sini aku pergi kembali ke kampung halamanku sebenarnya, Brebes Jawa tengah. Disini rumah nenekku dan semua saudara kandungku. Menyempatkan diri mengunjungi makam Alm. Ayahku. Menangis haru tentang aku yang tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah. Sedih memang, namun setidaknya aku bisa mengirimkan do'a agar kau tenang di alam sana.







Video Call
     Bagaimana hari kalian kali ini? Apakah sesuai dengan keinginan hati? Atau mungkin tidak seperti apa yang diinginkan hati? Tenanglah sejenak, bahagia ada untuk menjemput kesedihan.
     Lanjut cerita. Aku pergi kerumah kakak sepupu yang ada di Brebes, tidak jauh dari rumah nenekku. Disana aku kaget kau memintaku agar cepat pulang, entah kenapa aku senang sekali. Rasanya aku ingin segera menemuimu dan bertanya "Benarkah kau merindukanku?".
     Di hari itu kamu dan teman-temanmu termasuk Dian, sedang menghadiri acara ulang tahun temanmu. Aku juga kaget saat kau mengirim foto dirimu yang menggunakan shall deng caption "Shall baru nih.. hehe" aku pun tertawa lepas, bahagia....
     Aku juga tak mau kalah, dengan Blangkon baru yang aku beli saat dalam perjalanan, aku berfoto menggunakan blangkon itu. Langsung saja aku memintamu untuk Menelpon Video (Video call) denganku. Namun kau memintaku untuk menelpon duluan.
     Ahhhh... Bahagianya, aku merasa berada dimana tidak ada setitik kesedihan dalam kehidupanku. Tiba-tiba saja 3 anak kecil yaitu adik sepupuku masuk, ingin melihat apa yang sedang aku lakukan. Haha senang sekali mereka melihat paras cantikmu.
*Dian berkata "Kemarin pas dia vc sama lu, dia lari kebelakang biar ga ketauan pacarnya ris. Hahaha"







Merekah
     Coba deh kalian bayangin, kalau tiba-tiba orang yang kita suka jadi perhatian. Pasti senang kan? Apa lagi dia suka cerita tentang kita ke teman-temannya pasti itu udah semacam spesial. Hehehe
     Begitupun aku, kamu membicarakan tentangku dan bilang jika aku itu seorang yang bisa mengembalikan mood-mu. Senang sekali rasanya. Bermain Ludo di Smartphone dan menggunakan username atas namaku? Apa aku tidak terbang jika sudah kau buat begitu. Terimakasih sudah membuat hati merekah, aku menyayangimu.

     Termikasih, terkasih....








PATAH
     Kau tau rasanya jalan di atas duri? Percayalah itu lebih baik dari pada ditinggalkan setelah di buat melayang.
     Kamu sudah membawaku terbang tinggi, namun kamu juga yang menghempaskan ke bumi. Perih, patah hatiku saat aku lihat instastory yang berisi boomerang kamu dengan dia. Ahh.. aku bisa apa? Nyatanya aku hanya seorang badut yang kau butuhkan saat sedang kespian.








Awal Dari Sebuah Akhir
     Singkat cerita kisah perjuangan cintaku selama 3 tahun. 3 tahun lamanya, akhirnya aku mengungkapan perasaan yang ada. Tepatnya pada tnggal 27 Maret 2018 tepat di umur dia yang genap 18 tahun. Inilah sebuah langkah awal untuk mengakhiri sebuah perjuangan.
Surat pernyataan
*Ini caraku menyatakan semuanya pada dia

 
     Setelah ku tulis semua. Jika kamu membacanya aku minta maaf, karena di bab terakhir ini aku memberi tahu siapa namamu. Ayu yasti, pemilik senyum manis penghangat pagi. Seseorang yang membuat aku selalu senyum sendiri. Tak pernah bertemu memang, tapi kita berdua saling memimpikan. Sayang sekali, kau tidak membalas surat dariku. Mungkin coklatnya sudah kamu makan namun kertasnya sudah hilang.
    Hatiku hancur kala aku tahu bahwa WhatsApp dariku hanya ceklis satu. Yaa, aku diblokir. Mungkin ini caramu agar aku tidak lagi berharap padamu.
    Sekarang biar tuhan yang menulis cerita kita masing-masing, entah dikertas yang sama maupun berbeda.

TERIMAKASIH, TERKASIH.
IMG-20180327-WA0056.jpg
*dia hanya mengizinkan alisnya untuk diunggah. Terlihat jelas, sudah pasti cantik layaknya bidadari. Tentangmu abadi, Cintaku masih terjadi

~ Ended, Assalamu’alaikum ~

Silahkan gabung
↓↓↓↓↓↓ 

Komentar

Postingan Populer