Kisah Pencinta tanpa alasan, Pendamba tanpa balasan
Awal Mula
Aku
mencintaimu sejak mengenalmu, mungkin akan seterusnya begitu. Sejak sahabat
kecilku memberi tahu tentangmu, aku sangat kagum. Kita memang tidak pernah
bertemu, namun sifat baikmu yang membuat aku merasa tersipu. Aku hanya tau
namamu, mencoba mencari informasi tentang dirimu melalui instagram, yaaa..
benar saja, aku menemukanmu. Namun aku lupa, kenapa aku tidak meminta nomormu
kepada sahabat kecilku saja.
Baiklah... abaikan saja kebodohanku. Aku baru saja memulai berkomunikasi dengan dirimu, namun pada kenyataannya tadi siang kau baru saja berpacaran dengan seseorang, aku tau dari akun Instagram milikmu dan itu membuatku pilu. Tidak mengapa, setidaknya kau hanya berpacaran dan belum melalui jenjang pernikahan. Aku berfikir, biasanya berpacaran saat masih kelas 1 SMA itu tidak akan lama. Namun, kau dengannya terlihat begitu bahagia. Sembari melewati waktu dengan kesendirian, aku mengisinya dengan kehampaan. Aku terlihat begitu bodoh, padahal masih banyak wanita lain yang belum memiliki pasangan.
Hahahahaha.... bagaimana mungkin aku berpindah, jika hanya pada dirinya aku bisa singgah?
Aku melewati akhir semester genap pada kelas 1 SMK dengan terus bermimpi agar kau dapat berbahagia denganku, yaa... aku bermimpi namun aku tidak tidur. Isi namamu terus saja mengalir pada do'a setiap sholatku, walaupun aku tau satu huruf yang keluar dari mulutku pun tak pernah kau dengar. Tak mengapa, setidaknya aku mencoba mendapatkanmu dengan tidak merusak hubunganmu.
Terlalu asik menulis tentangnya. Aku lupa mengenalkan diri. Perkenalkan, namaku Aris Nur Iman. Aku merantau bersama orang tuaku ke Depok. Aku bersekolah di SMK Budi Utomo Depok Timur, sekarang masih kelas XII-STM. Anak STM?? Pikir saja..... anak STM kenapa menulis tentang cinta? kenapa tidak tentang Otomotif saja? Aneh memang, aku lebih menyukai sajak dan aku meng-idolakan WIRA NAGARA yang pandai menulis kata dan nantinya pada tulisanku ini aku banyak menggunakan sajak dari beliau. Tongkrongin terus blog saya yaa.... Terimakasih
Baiklah... abaikan saja kebodohanku. Aku baru saja memulai berkomunikasi dengan dirimu, namun pada kenyataannya tadi siang kau baru saja berpacaran dengan seseorang, aku tau dari akun Instagram milikmu dan itu membuatku pilu. Tidak mengapa, setidaknya kau hanya berpacaran dan belum melalui jenjang pernikahan. Aku berfikir, biasanya berpacaran saat masih kelas 1 SMA itu tidak akan lama. Namun, kau dengannya terlihat begitu bahagia. Sembari melewati waktu dengan kesendirian, aku mengisinya dengan kehampaan. Aku terlihat begitu bodoh, padahal masih banyak wanita lain yang belum memiliki pasangan.
Hahahahaha.... bagaimana mungkin aku berpindah, jika hanya pada dirinya aku bisa singgah?
Aku melewati akhir semester genap pada kelas 1 SMK dengan terus bermimpi agar kau dapat berbahagia denganku, yaa... aku bermimpi namun aku tidak tidur. Isi namamu terus saja mengalir pada do'a setiap sholatku, walaupun aku tau satu huruf yang keluar dari mulutku pun tak pernah kau dengar. Tak mengapa, setidaknya aku mencoba mendapatkanmu dengan tidak merusak hubunganmu.
Terlalu asik menulis tentangnya. Aku lupa mengenalkan diri. Perkenalkan, namaku Aris Nur Iman. Aku merantau bersama orang tuaku ke Depok. Aku bersekolah di SMK Budi Utomo Depok Timur, sekarang masih kelas XII-STM. Anak STM?? Pikir saja..... anak STM kenapa menulis tentang cinta? kenapa tidak tentang Otomotif saja? Aneh memang, aku lebih menyukai sajak dan aku meng-idolakan WIRA NAGARA yang pandai menulis kata dan nantinya pada tulisanku ini aku banyak menggunakan sajak dari beliau. Tongkrongin terus blog saya yaa.... Terimakasih
"Ini aku, seorang pendamba tanpa balasan. Lihat
saja, aku memandanginya yang sedang bahagia dengan kekasihnya. ohh tidak,
beruntung aku tidak satu sekolah dengannya"
Aku, Kau dan Dia
Waktu terus mengalir, namun dalam diriku hanya ada namamu yang terukir. Saat
itu aku sudah kelas 2 SMK, aku senang karena kamu telah follback akun
instagram. Pada masa kelas 1 SMK aku berkomunikasi denganmu hanya sebatas
saling memperkenalkan diri, setelah itu kau tak lagi memakai akun yang kau gunakan
untuk berkomunikasi denganku. Aku hanya tau kabar darimu lewat Insta Story yang
kau buat, aku membalas Insta Story yang kau buat dengan berdalih menyakan
sahabat kecilku. Hahahaha.. benar saja, kau membalasnya. Singkat memang, namun
bagiku itu menyenangkan.
Di awal kelas 2 SMK, aku menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL). Selama 3 bulan
di bengkel Wijaya Motor Margonda, Depok aku sudah lupa akan
keberadaanmu, hubunganmu bersama dia dan bagaimana kabar dirimu. Karena pada
saat itu yang aku lakukan setelah pulang dari bengkel langsung istirahat.
Selesai sudah masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan. Kembali aktif
dalam berkumpul dengan teman-teman rumah. Teman rumah adalah segalanya bagiku,
karena sedari kecil kita layaknya saudara ataupun keluarga. Di hari setelah aku
selesai Praktek Kerja Lapangan (PKL) sahabatku yang berteman dengan dirimu
(gadis yang ku sukai) menunjukan foto kekasih dari gadis yang kusukai itu.
Terlihat tampan memang, sahabatku menceritakan tentangnya. sungguh saat itu aku
berfikir mustahil untuk mendapatkanmu. "Hahaha..Gila lu ris, jelas jauh
lebih dia daripada lo" ungkap Ridho (Sahabatku). Aku pun mencoba
mengalihkan pembicaraan dengan cara yang aku bisa. Sungguh... aku lebih baik
kembali ke bengkel dari pada disini hanya untuk menyakiti diriku sendiri.
Terkadang sahabatku bilang "Udah lah ris, dia udah punya pacar. kaya ga
ada cewe lain aja" Dian selalu memberitahuku untuk tidak terlalu berharap
padamu. Namun, hatiku terus saja meneriakkan namamu.
* Maaf aku lupa memperkenalkan orang-orang yang ada di kisahku (sahabat
khususnya)
1. Dian Nurmayanti (Dia yang memperkenalkannya padaku)
2. Ali Ridho (Sahabat yang ceplas ceplos jika bicara)
3. Dewi Nur Hasyifa (Si Cerewet yang tidak jauh beda dengan Ridho)
4. Chandra Ardiansyah (Sahabat yang seru, selalu memberi masukan walau tidak jelas)
banyak sebenarnya. Namun yang aku tulis hanya yang berpengaruh besar pada kisah ini.
1. Dian Nurmayanti (Dia yang memperkenalkannya padaku)
2. Ali Ridho (Sahabat yang ceplas ceplos jika bicara)
3. Dewi Nur Hasyifa (Si Cerewet yang tidak jauh beda dengan Ridho)
4. Chandra Ardiansyah (Sahabat yang seru, selalu memberi masukan walau tidak jelas)
banyak sebenarnya. Namun yang aku tulis hanya yang berpengaruh besar pada kisah ini.
Pertemuan 1
Mimpiku masih saja tentangmu. Namun, ketiadaanku di hatimu membuatnya pilu.
Hari itu sahabatku Dian berulang tahun. Kau bersama teman sekolah dan
juga kekasihmu datang memberi kejutan kepada sahabatku itu. Aku tak tahu kau
berada dirumah Dian. Tepat sekali sore hari aku mengembalikan Hadroh
(Alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi mengaji).
*Aku bergabung dalam grup hadroh Syababul Mu'minin yang dikepalai oleh Abang Suraji yang bersaudara dengan Dian dan juga satu rumah dengan Dian.
Saat memasuki teras rumah Dian, aku malu. Malu karena disana ramai, untungnya Bang Suraji langsung keluar rumah. Aku kaget karena dia langsung berkata "Ehh ris.. nih liat nih Dia (kamu) cantik banget kan. Kalo kaya gini gua juga demen kali" Kata Bang Suraji yang sebelumnya bertugas menjadi photographer dalam acara ulang tahun Dian. Aku tersenyum, kagum dan merasa bangga karena gadis yang kucintai begitu menarik perhatian dari seorang yang pertama kali melihatnya. Aku memberikan alat Hadroh ke Bang Suraji, aku duduk dibalik gerai bambu diteras dan sedikit mengobrol dengan Bang Suraji. Dengan rasa penasaran aku sedikit berbisik "Bang, dia dimana?" tanyaku. "Itu dia dibelakang lu ris" Menunjuk ke belakangku yang jelas itu adalah gerai bambu. Bang Suraji masuk menaruh alat yang ke kembalikan tadi. Sungguh, aku ingin kedalam, melihat senyumanmu. Namun, apa daya saat salah satu dari mereka berkata "Ahh.. kalian berdua pacaran terus". Bang Suraji kembali ke depan dan memberi tahu, pada saat itu; Kau dibelakangku, dibalik gerai bambu. Ya... Bersama dia kekasihmu. Sore itu aku sangat mengharap kau keluar dan
*Aku bergabung dalam grup hadroh Syababul Mu'minin yang dikepalai oleh Abang Suraji yang bersaudara dengan Dian dan juga satu rumah dengan Dian.
Saat memasuki teras rumah Dian, aku malu. Malu karena disana ramai, untungnya Bang Suraji langsung keluar rumah. Aku kaget karena dia langsung berkata "Ehh ris.. nih liat nih Dia (kamu) cantik banget kan. Kalo kaya gini gua juga demen kali" Kata Bang Suraji yang sebelumnya bertugas menjadi photographer dalam acara ulang tahun Dian. Aku tersenyum, kagum dan merasa bangga karena gadis yang kucintai begitu menarik perhatian dari seorang yang pertama kali melihatnya. Aku memberikan alat Hadroh ke Bang Suraji, aku duduk dibalik gerai bambu diteras dan sedikit mengobrol dengan Bang Suraji. Dengan rasa penasaran aku sedikit berbisik "Bang, dia dimana?" tanyaku. "Itu dia dibelakang lu ris" Menunjuk ke belakangku yang jelas itu adalah gerai bambu. Bang Suraji masuk menaruh alat yang ke kembalikan tadi. Sungguh, aku ingin kedalam, melihat senyumanmu. Namun, apa daya saat salah satu dari mereka berkata "Ahh.. kalian berdua pacaran terus". Bang Suraji kembali ke depan dan memberi tahu, pada saat itu; Kau dibelakangku, dibalik gerai bambu. Ya... Bersama dia kekasihmu. Sore itu aku sangat mengharap kau keluar dan
mengajakku berjabat tangan. Ahh..
sayang sekali hari sudah gelap, aku bergegas pulang ke rumah karena aku belum
mandi.
Kesalahanku, menjadikanmu alasan atas segala
rindu
Ikuti
terus kisahku. Maaf, aku belum memberitahu siapa namanya, yang jelas dia
cantik. Aku takut kau juga ikut mencintainya. Hehehehe......
Pertemuan 2
Awal semester genap pada kelas 2 SMK adalah awal dari rumitnya membuat
laporan Prakerin bagiku. Ditambah lagi aku yang selalu merindukanmu, ingin
menanyakan kabar tapi bagaimana caranya? Bertanya pada Dian? Ahh.... Kasihan
dia sudah terlalu banyak menyampaikan salam dariku untukmu.
Berhenti sejenak mengerjakan laporan, aku sempatkan bermain bersama Ridho.
Namun sebelum bermain aku disuruh oleh ibu mengisi air galon terlebih dahulu.
Saat dalam perjalanan naik motor, aku melihat 3 gadis memakai Almamater dari
kejauhan. Aku mencoba menebak mereka adalah rekan SMP dulu. Namun semakin dekat
wajahnya seperti ku kenal "Heii......" Teriaknya sambil menunjukan
jari kearah ku. Entah kenapa aku langsung tersenyum bahagia saat aku
tahu itu adalah pertama kali bagiku melihat senyumanmu. Saat mengisi air galon
aku meminta abang galon agar cepat-cepat mengisinya. Setelah itu, aku mencoba
mengejarmu, namun sudah tiada. Hanya bayangmu yang masih ada. Sampainya dirumah
"Lee. Geblek le, gua liat dia sama Dian pulang PKL" Seruku kepada
Ridho (Bule). Ahh hari ini aku bahagia, ternyata kau juga mengenali
wajahku.
Matamu adalah tanda titik dimana aku rela berhenti untuk selamanya...
Sosial Media
Setelah
bertemu denganmu aku tak canggung lagi untuk menghubungimu Via Facebook dan
Instagram. Mengawali dengan mengirim pesan lewat Facebook "Hey.... Kenapa
tadi pas ketemu seperti kaget??" Tanyaku. Beberapa hari kemudian kau
membalasnya, aku selalu mengecek apakah pesan yang ku kirim sudah terbaca
olehmu. "Kaget ris. Kaget hehehe" balasmu. Ahh.. singkat sekali,
namun aku senang. Setelah itu kau tak lagi membalas pesan dariku.
Kemudian aku melihat Insta Story yang kau buat dengan kata kata berbahasa Inggris,
aku pura pura bodoh dengan menanyakan artinya agar bisa berkomunikasi denganmu.
"Artinya apa ini" tanyaku basa basi. Kau langsung membalasnya
"Sedih artinya". Terus berlanjut dengan menanyakan kenapa pada saat
itu kamu bersedih. Dan... Seperti biasanya, kau tak membalas pesanku lagi.
Maaf aku berbohong kepadamu, sebenarnya aku mengerti bahasa Inggris. Bahkan,
aku murid kesayangan guru bahasa Inggris. Karena dengan cara berpura-pura bodoh
itu dapat membuat dirimu tertawa.
Selamat malam wahai jari jemari yang tak henti-hentinya buka tutup aplikasi
pesan menanti jawaban sebagai mentari yang terbit dari sunyinya mengharap tanpa
balasan
Berjuang sendirian
Lanjut cerita...
Setelah aku berkomunikasi denganmu kewat Instagram aku meminta id LINE. Ya karena jika terus menerus melalui Instagram akan boros kuota nantinya (alasanku agar dapat id LINE dirimu).
Percayalah aku sangat senang pada hari itu bisa berkomunikasi denganmu. Walaupun pada akhirnya aku tau pesan dariku tak kau balas. Aku berfikir mungkin karena pesan dariku sudah tak lagi menarik atau membosankan. Ya begitulah perjuangan, ada kalanya berhasil dan ada kalanya juga aku harus gagal.
Mudah sekali aku merindukanmu, padahal hanya sebuah chat yang aku rindukan. Tak berarti memang, tapi menurutku itu sangat berharga. Aku sadar kamu tak pernah sedikitpun merindukan diriku. Kau sedang bahagia bersamanya, aku siapa? Aku hanya seorang pendamba tanpa balasan.
Hari terus berganti. Sesekali aku mengirim pesan kepadamu, namun seperti biasanya. Kau hanya MEMBACANYA bukan membalasnya. Ahh... Aku frustasi, apa aku harus pergi? Jika pergi apa artinya perjuangaanku selama ini? Mungkin menunggu adalah cara yang tepat. Baiklah....
Setelah aku berkomunikasi denganmu kewat Instagram aku meminta id LINE. Ya karena jika terus menerus melalui Instagram akan boros kuota nantinya (alasanku agar dapat id LINE dirimu).
Percayalah aku sangat senang pada hari itu bisa berkomunikasi denganmu. Walaupun pada akhirnya aku tau pesan dariku tak kau balas. Aku berfikir mungkin karena pesan dariku sudah tak lagi menarik atau membosankan. Ya begitulah perjuangan, ada kalanya berhasil dan ada kalanya juga aku harus gagal.
Mudah sekali aku merindukanmu, padahal hanya sebuah chat yang aku rindukan. Tak berarti memang, tapi menurutku itu sangat berharga. Aku sadar kamu tak pernah sedikitpun merindukan diriku. Kau sedang bahagia bersamanya, aku siapa? Aku hanya seorang pendamba tanpa balasan.
Hari terus berganti. Sesekali aku mengirim pesan kepadamu, namun seperti biasanya. Kau hanya MEMBACANYA bukan membalasnya. Ahh... Aku frustasi, apa aku harus pergi? Jika pergi apa artinya perjuangaanku selama ini? Mungkin menunggu adalah cara yang tepat. Baiklah....
Kau tak bergeming, caraku mendambamu terlampau bising
PUTUS
Bagimu duka, namun aku bahagia. Hampir satu tahun menunggu. Saat Dian berkata
padaku "Ris, dia putus noh. Deketin aja terus" menurutku itu
kabar gembira. Maaf aku jahat, maaf juga aku bahagia saat kau sedang berduka.
Tak berfikir panjang, aku langsung menghubungimu. Berdalih menanyakan kabar hubunganmu, hingga akhirnya curhat dan terbawa suasana. Aku berfikir aku adalah seseorang yang pandai membuat orang lain tertawa. Ya... Buktinya kau terlihat baik-baik saja sehabis putus.
Hal yang aku lakukan adalah terus berusaha menjaga agar kita tak berhenti untuk saling tertawa dibalik layar handphone. Terima kasih semesta atas semuanya.... Aku bahagia...
Tak berfikir panjang, aku langsung menghubungimu. Berdalih menanyakan kabar hubunganmu, hingga akhirnya curhat dan terbawa suasana. Aku berfikir aku adalah seseorang yang pandai membuat orang lain tertawa. Ya... Buktinya kau terlihat baik-baik saja sehabis putus.
Hal yang aku lakukan adalah terus berusaha menjaga agar kita tak berhenti untuk saling tertawa dibalik layar handphone. Terima kasih semesta atas semuanya.... Aku bahagia...
Salam hangat untuk dirimu yang selalu membuatku merasa senang, walau hanya sesaat.
Teruslah membaca sampai akhir cerita. Terimakasih, salam dariku seorang pencinta tanpa alasan...
Teruslah membaca sampai akhir cerita. Terimakasih, salam dariku seorang pencinta tanpa alasan...
PUPUS
Semurung mendung sederas hujan, mimpiku memuai hebat pada ketiadaan. Aku heran
kenapa sikapmu akhir ini berbeda, sifatmu yang membuat semesta menerka-nerka.
Yang terus memunculkan tanda tanya tentang Kenapa? Pada sifatmu yang
kini telah jauh berbeda...
Kutanya kan kepada Dian adakah yang salah dari caraku mendekati mu? "Dia udah balikan lagi ris" jawab Dian. Ahh..... Pupus sudah harapanku untuk bahagia bersamamu.
"Kau tak bergeming dengan caraku mendambamu terlampau bising"
Kutanya kan kepada Dian adakah yang salah dari caraku mendekati mu? "Dia udah balikan lagi ris" jawab Dian. Ahh..... Pupus sudah harapanku untuk bahagia bersamamu.
"Kau tak bergeming dengan caraku mendambamu terlampau bising"
Tenanglah,
kau bahagia saja. Terluka itu bagian ku. Terimakasih atas segala rasa, di hari
itu pun aku turut bahagia, mencoba ikhlas walau air mata mengucur deras.
Kesalahanku
adalah aku tak pernah merasa bahwa untukku kau tak pernah punya cinta..
Sendiri
Lepas genggaman cinta terbunuh perlahan. Aku selalu heran kepada orang yang
suka menambahkan gula ke secangkir kopi, sebegitu hinakah rasa pahit? Bukankah
hal terbaik dari kehidupan adalah menikmati kesedihan? Ah mereka tak biasa
menikmati lara. Atau mungkin, mereka perlu bertemu senyumanmu agar tau arti
manis sesungguhnya (Wira)
Mimpiku masih saja tentangmu, namun ketiadaanku di hatimu membuatnya pilu.
Menjalani hari tanpa ada lagi pesan darimu, mencoba berpaling dari kesepian,
mencari keramaian dengan hati yang sudah tak lagi bisa menerima kenyataan.
Tingkat sepi paling mengerikan adalah sepi dalam keramaian, yaa.. aku merasakan
itu.
Memasuki bulan puasa, aku mencoba untuk tidak lagi memikirkan mu. Sibuk dengan beribadah, mencari berkah dengan akhiran hamdalah. Sampai hari raya tiba...............
Memasuki bulan puasa, aku mencoba untuk tidak lagi memikirkan mu. Sibuk dengan beribadah, mencari berkah dengan akhiran hamdalah. Sampai hari raya tiba...............
Mudik
Mendekati hari raya. Sibuk sendiri dengan mempersiapkan segala keperluan untuk
mudik ke kampung halaman. Sesampainya disana, aku merasa tenang. Suasana yang
nyaman, angin berhembus membawa dedaunan terbang bersama kekecewaan.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar wa lillahilham..... Gema takbir bergemuruh di seluruh masjid. Berkeliling melihat bagaimana suasana ramai di kota Purwodadi Jawa tengah. Bahagia, tenang, haru tanpa harus memikirkan dirimu.
Esoknya, seusai sholat idul Fitri dan saling bermaafan aku langsung saja meminta maaf padamu melalui aplikasi pesan. Sebetulnya aku memang rindu denganmu, hahaha.... sejenak melupakan tentang masa lalu tentang diriku yang menyerah untuk mendapatkan hatimu, aku malah ingin lagi memperjuangkan hatimu. Walaupun masih milik orang lain setidaknya aku bisa menunggu.
Beberapa hari di kota Purwodadi, aku beralih ke kota masa kecilku, Boyolali. Disana aku merasakan ada hal yang berbeda, dimana dahulu aku bahagia disini tanpa mengenal apa itu cinta.
Merindukanmu kembali, aku mencoba menghubungimu kembali. Seperti sudah dekat, aku mencoba membuatmu tertawa melalui layar HP. Asyik memang rasanya bercanda tawa dengan orang yang aku suka.
Setelah dari sini aku pergi kembali ke kampung halamanku sebenarnya, Brebes Jawa tengah. Disini rumah nenekku dan semua saudara kandungku. Menyempatkan diri mengunjungi makam Alm. Ayahku. Menangis haru tentang aku yang tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah. Sedih memang, namun setidaknya aku bisa mengirimkan do'a agar kau tenang di alam sana.
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar wa lillahilham..... Gema takbir bergemuruh di seluruh masjid. Berkeliling melihat bagaimana suasana ramai di kota Purwodadi Jawa tengah. Bahagia, tenang, haru tanpa harus memikirkan dirimu.
Esoknya, seusai sholat idul Fitri dan saling bermaafan aku langsung saja meminta maaf padamu melalui aplikasi pesan. Sebetulnya aku memang rindu denganmu, hahaha.... sejenak melupakan tentang masa lalu tentang diriku yang menyerah untuk mendapatkan hatimu, aku malah ingin lagi memperjuangkan hatimu. Walaupun masih milik orang lain setidaknya aku bisa menunggu.
Beberapa hari di kota Purwodadi, aku beralih ke kota masa kecilku, Boyolali. Disana aku merasakan ada hal yang berbeda, dimana dahulu aku bahagia disini tanpa mengenal apa itu cinta.
Merindukanmu kembali, aku mencoba menghubungimu kembali. Seperti sudah dekat, aku mencoba membuatmu tertawa melalui layar HP. Asyik memang rasanya bercanda tawa dengan orang yang aku suka.
Setelah dari sini aku pergi kembali ke kampung halamanku sebenarnya, Brebes Jawa tengah. Disini rumah nenekku dan semua saudara kandungku. Menyempatkan diri mengunjungi makam Alm. Ayahku. Menangis haru tentang aku yang tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah. Sedih memang, namun setidaknya aku bisa mengirimkan do'a agar kau tenang di alam sana.
Video Call
Bagaimana hari kalian kali ini? Apakah sesuai dengan keinginan hati? Atau
mungkin tidak seperti apa yang diinginkan hati? Tenanglah sejenak, bahagia ada
untuk menjemput kesedihan.
Lanjut cerita. Aku pergi kerumah kakak sepupu yang ada di Brebes, tidak jauh
dari rumah nenekku. Disana aku kaget kau memintaku agar cepat pulang, entah
kenapa aku senang sekali. Rasanya aku ingin segera menemuimu dan bertanya
"Benarkah kau merindukanku?".
Di hari itu kamu dan teman-temanmu termasuk Dian, sedang menghadiri acara ulang tahun temanmu. Aku juga kaget saat kau mengirim foto dirimu yang menggunakan shall deng caption "Shall baru nih.. hehe" aku pun tertawa lepas, bahagia....
Aku juga tak mau kalah, dengan Blangkon baru yang aku beli saat dalam perjalanan, aku berfoto menggunakan blangkon itu. Langsung saja aku memintamu untuk Menelpon Video (Video call) denganku. Namun kau memintaku untuk menelpon duluan.
Ahhhh... Bahagianya, aku merasa berada dimana tidak ada setitik kesedihan dalam kehidupanku. Tiba-tiba saja 3 anak kecil yaitu adik sepupuku masuk, ingin melihat apa yang sedang aku lakukan. Haha senang sekali mereka melihat paras cantikmu.
Di hari itu kamu dan teman-temanmu termasuk Dian, sedang menghadiri acara ulang tahun temanmu. Aku juga kaget saat kau mengirim foto dirimu yang menggunakan shall deng caption "Shall baru nih.. hehe" aku pun tertawa lepas, bahagia....
Aku juga tak mau kalah, dengan Blangkon baru yang aku beli saat dalam perjalanan, aku berfoto menggunakan blangkon itu. Langsung saja aku memintamu untuk Menelpon Video (Video call) denganku. Namun kau memintaku untuk menelpon duluan.
Ahhhh... Bahagianya, aku merasa berada dimana tidak ada setitik kesedihan dalam kehidupanku. Tiba-tiba saja 3 anak kecil yaitu adik sepupuku masuk, ingin melihat apa yang sedang aku lakukan. Haha senang sekali mereka melihat paras cantikmu.
*Dian
berkata "Kemarin pas dia vc sama lu, dia lari kebelakang biar ga ketauan
pacarnya ris. Hahaha"
Merekah
Coba
deh kalian bayangin, kalau tiba-tiba orang yang kita suka jadi perhatian. Pasti
senang kan? Apa lagi dia suka cerita tentang kita ke teman-temannya pasti itu
udah semacam spesial. Hehehe
Begitupun
aku, kamu membicarakan tentangku dan bilang jika aku itu seorang yang bisa
mengembalikan mood-mu. Senang sekali rasanya. Bermain Ludo di Smartphone dan
menggunakan username atas namaku? Apa aku tidak terbang jika sudah kau buat
begitu. Terimakasih sudah membuat hati merekah, aku menyayangimu.
Termikasih, terkasih....
PATAH
Kau tau rasanya jalan di atas duri?
Percayalah itu lebih baik dari pada ditinggalkan setelah di buat melayang.
Kamu sudah membawaku
terbang tinggi, namun kamu juga yang menghempaskan ke bumi. Perih, patah hatiku
saat aku lihat instastory yang berisi boomerang kamu dengan dia. Ahh.. aku bisa
apa? Nyatanya aku hanya seorang badut yang kau butuhkan saat sedang kespian.
Awal
Dari Sebuah Akhir
Singkat
cerita kisah perjuangan cintaku selama 3 tahun. 3 tahun lamanya, akhirnya aku
mengungkapan perasaan yang ada. Tepatnya pada tnggal 27 Maret 2018 tepat di
umur dia yang genap 18 tahun. Inilah sebuah langkah awal untuk mengakhiri
sebuah perjuangan.
Surat pernyataan |
*Ini caraku menyatakan semuanya pada
dia
Setelah
ku tulis semua. Jika kamu membacanya aku minta maaf, karena di bab terakhir ini
aku memberi tahu siapa namamu. Ayu yasti, pemilik senyum manis penghangat pagi.
Seseorang yang membuat aku selalu senyum sendiri. Tak pernah bertemu memang,
tapi kita berdua saling memimpikan. Sayang sekali, kau tidak membalas surat
dariku. Mungkin coklatnya sudah kamu makan namun kertasnya sudah hilang.
Hatiku
hancur kala aku tahu bahwa WhatsApp dariku hanya ceklis satu. Yaa, aku
diblokir. Mungkin ini caramu agar aku tidak lagi berharap padamu.
Sekarang
biar tuhan yang menulis cerita kita masing-masing, entah dikertas yang sama
maupun berbeda.
TERIMAKASIH, TERKASIH.
*dia hanya
mengizinkan alisnya untuk diunggah. Terlihat jelas, sudah pasti cantik layaknya
bidadari. Tentangmu abadi, Cintaku masih terjadi
~ Ended, Assalamu’alaikum ~
Silahkan gabung
↓↓↓↓↓↓
Komentar
Posting Komentar